KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME
A. PENDAHULUAN
Kelangsungan hidup organisme didukung atau
dipengaruhi oleh 3 peristiwa yaitu adaptasi, seleksi alam, dan
perkembangbiakan. Adaptasi merupakan penyesuaian makhluk hidup terhadap
lingkungan. Seleksi alam merupakan kemampuan alam untuk menyeleksi organisme
yang ada di dalamnya. Dengan beradaptasi makhluk hidup yang mampu bertahan akan
berlangsung hidupnya, sedangkan yang tidak mampu bertahan akan punah, dalam
peristiwa inilah alam akan berperan sebagai penyeleksi. Sedangkan
perkembangbiakan untuk melestarikan jenisnya sehingga kelangsungan hidupnya
akan tetap berlangsung.
B. ADAPTASI
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Macam-macam Adaptasi
Ada banyak bentuk adaptif tubuh makhluk hidup supaya
dapat bertahan hidup, bentuk adaptif ini dapat berupa struktur tubuh, warna
tubuh, fungsi alat tubuh dan lain-lain, yang semuanya bertujuan untuk membantu
bertahan hidup. Walaupun ada banyak cara makhluk hidup untuk beradaptasi tetapi
secara garis besar adaptasi dibedakan menjadi 3 yaitu: adaptasi morfologi,
adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adalah penyesuaian diri bentuk tubuh atau alat- alat
tubuh sehingga sesuai dengan lingkungannya. Adaptasi morfologi ini mudah kita
amati pada hewan ataupun pada tumbuhan.
Macam-macam adaptasi morfologi pada tumbuhan:
Tumbuhan ada yang hidup di darat, di air, di daerah
kering dan daerah lembap, karena tempat hidup yang berbeda-beda inilah maka
tumbuhan mempunyai ciri- ciri tertentu dalam rangka menyesuaikan diri terhadap
lingkungan hidupnya. Berikut macam-macam cara adaptasi tumbuhan:
a. Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah
kering (xerofit)
1) Daunnya tebal, sempit,kadang-kadang berubah
bentuk menjadi bentuk duri, sisik atau bahkan tidak mempunyai daun, dengan
demikian maka penguapan melalui daun menjadi sangat sedikit.
2) Seluruh permukaan tubuhnya termasuk bagian
daun tertutup oleh lapisan kutikula atau lapisan lilin yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya penguapan air yang terlalu besar.
3) Batangnya tebal mempunyai jaringan spons
untuk menyimpan air.
4) Akar panjang sehingga mempunyai jangkauan
yang luas.
b. Adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah
lembap (higrofit)
1) Mempunyai daun yang tipis dan lebar.
2) Permukaan daun mempunyai banyak mulut daun
atau stomata sehingga dapat mempercepat proses penguapan.Contoh tumbuhan
higrofit: Tumbuhan Keladi.
c. Adaptasi tumbuhan yang hidup di air
(hidrofit)
Tumbuhan air yang terapung di atas air mempunyai
rongga antar sel yang berisi udara untuk memudahkan mengapung di air, daun
lebar dan tangkai daun menggembung berisi udara.
Contoh: enceng gondok, kiambang
Tumbuhan air yang terendam di dalam air, mempunyai
dinding sel yang kuat dan tebal untuk mengurangi osmosis ke dalam sel. Contoh
:Hydrilla,Vallisneria
Tumbuhan yang sebagian tubuhnya di atas permukaan
air dan akarnya tertanam di dasar air, mempunyai rongga udara dalam batang atau
tangkai daun sehingga tidak tenggelam dalam air dan daun muncul ke permukaan
air. Contoh: teratai, kangkung.
Tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut,
mempunyai perakaran yang lebat dan kuat sehingga tidak roboh bila terkena
ombak. Contoh: tumbuhan bakau.
Macam-macam adaptasi morfologi pada hewan:
a. Adaptasi morfologi pada bentuk paruh dan
kaki pada burung
Bentuk paruh dan kaki pada burung beraneka- ragam
disesuaikan dengan jenis makanan dan cara memperoleh makanan tersebut.
Burung pemakan biji mempunyai bentuk paruh berbeda
dengan burung pemakan daging atau burung pemakan serangga demikian pula kaki
burung elang berbeda dengan kaki bebek karena cara memperoleh makanannya juga
berbeda.
1) Paruh burung elang, bentuknya runcing, agak
panjang dengan ujung agak membengkok sesuai dengan jenis makanannya yang berupa
daging. Kaki pada burung elang, ukurannya pendek, cakar sangat kuat untuk
mencengkeram mangsa atau daging.
2) Paruh bebek, pada pangkalnya terdapat
bentuk seperti sisir, berguna untuk menyaring makanan dari air dan lumpur dan
kaki pada bebek berselaput di antara ruas jarinya untuk berenang dan berjalan
di tanah berlumpur.
3) Paruh burung pipit, bentuknya pendek tebal
dan runcing sesuai dengan jenis makanannya yaitu untuk memecah biji-bijian dan
tiga kaki ke depan satu ke belakang untuk berjalan dan hinggap.
4) Paruh burung pelatuk, runcing agak panjang
untuk memahat kayu pohon untuk menangkap dan memakan serangga di dalamnya. Kaki
burung pelatuk mempunyai dua jari ke depan dan dua jari ke belakang untuk
memanjat.
b. Adaptasi morfologi pada mulut serangga
Bentuk mulut serangga bermacam-macam disesuaikan
dengan cara mengambil makanannya.
1) Tipe mulut penggigit, mempunyai rahang atas
dan rahang bawah yang kuat untuk menggigit, misalnya: lipas, jengkerik, dan
belalang.
2) Tipe mulut penghisap dan penjilat,memiliki
bibir untuk menjilat, misalnya: lebah madu dan lalat.
3) Tipe mulut penusuk dan penghisap, mempunyai
rahang yang runcing dan panjang untuk menusuk dan menghisap, misalnya: nyamuk.
4) Tipe mulut penghisap, mempunyai alat
penghisap seperti belalai yang panjang dan dapat digulung sehingga dapat
menghisap madu yang terdapat jauh di dasar bunga, misalnya kupu-kupu.
Contohnya, antara lain :
1.Adanya bermacam – macam bentuk paruh burung
Gambar 1. Macam – Macam Bentuk Paruh Burung Finch
2.Adanya bermacam – macam bentuk kaki burung
Gambar 2. Macam – Macam Bentuk Kaki Burung
3. Adanya bermacam – macam bentuk mulut serangga.
2. Adaptasi Fisiologi
Adalah cara penyesuaian diri fungsi alat-alat tubuh
atau kerja alat-alat tubuh terhadap lingkungannya. Adaptasi ini tidak mudah
diamati seperti pada adaptasi morfologi, karena menyangkut fungsi alat- alat
tubuh dan proses kimia yang terjadi di dalam tubuh.
Macam-macam adaptasi fisiologi:
a. Hewan ruminantia, misalnya sapi, kambing,
kerbau. Makanan hewan tersebut adalah rumput- rumputan, di dalam saluran
pencernaannya terdapat enzim selulase, enzim ini berfungsi untuk mencerna
selulose yang menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan
menjadi lebih mudah dicerna.
b. Teredo navalis, adalah mollusca yang biasa
hidup pada kayu galangan kapal, kayu tiang-tiang pelabuhan. Mollusca ini dapat
merusak kayu karena makanannya berupa kayu. Di dalam saluran
pencernaan Teredo terdapat enzim selulase untuk membantu menguraikan
selulose yang ada pada kayu yang menjadi makanannya. mampu melubangi kapal –
kapal laut yang terbuat dari kayu sebab menghasilkan enzim selulose.
c. Manusia yang biasa hidup di dataran
rendah Daerah pantai dan dataran rendah mempunyai kadar oksigen lebih
tinggi dari pada dataran tinggi. Bila manusia harus berpindah ke dataran tinggi
yang mempunyai kadar oksigen rendah. Bagaimana cara beradaptasi agar tetap
bertahan? Oksigen diperlukan tubuh untuk oksidasi makanan, di dalam tubuh
oksigen diikat oleh hemoglobin yang ada di dalam sel darah merah (eritrosit),
maka orang yang berpindah dari dataran rendah ke dataran tinggi harus mampu
menyesuaikan diri dengan memproduksi hemoglobin atau eritrosit yang
jumlahnya lebih banyak agar tetap dapat bertahan hidup.
d. Ikan yang hidup di air laut, yang
mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari tekanan osmosis air laut. Agar ikan
tidak mati kekeringan karena air di dalam sel tubuh ikan akan tertarik oleh air
laut maka ikan yang hidup di air laut banyak minum dan sedikit mengeluarkan
urine, dan urine yang dikeluarkan pun pekat. Sedangkan kelebihan garam
yang turut terminum akan dikeluarkan lagi ke dalam air laut melalui insang
secara aktif.
e. Ikan yang hidup di air
tawar, mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi dari tekanan osmosis
air tawa r, keadaan demikian menyebabkan air akan masuk
secara osmosis ke dalam tubuh ikan. Supaya ikan tidak kelebihan air atau
kembung maka cara adaptasi dengan sedikit minum air dan banyak mengeluarkan
urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat garam yang terlarut
dalam air.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adalah cara penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya dalam bentuk tingkah laku.
Macam-macam adaptasi tingkah laku pada hewan:
a. Cicak melakukan ototomi yaitu memutuskan
ekornya untuk mengelabuhi musuhnya.
b. Mamalia yang hidup di air laut, misalnya
lumba- lumba dan paus sering muncul ke permukaan air untuk mengambil oksigen di
udara, karena alat pernapasannya berupa paru-paru yang tidak dapat mengikat
oksigen yang terlarut dalam air.
c. Pada musim dingin banyak hewan berdarah
panas membutuhkan energi tambahan untuk menjaga suhu tubuhnya, tetapi makanan
sangat langka untuk dapat bertahan hidup maka beberapa hewan misalnya tikus,
landak, beruang hitam dan lain-lain melakukan hibernasi , yaitu tidur panjang
pada musim dingin. Demikian pula untuk hewan yang hidup di daerah gurun yang
sangat panas pada musim kemarau mempunyai perilaku tertentu yaitu melakukan
estivasi yaitu tidur panjang pada musim kemarau supaya dapat bertahan hidup di
daerah gurun. Misalnya: kadal, katak, keong, dan lain-lain.
d. Rayap merupakan hewan yang menghancurkan kayu.
Bagaimana caranya rayap menghancurkan kayu? Di dalam usus rayap terdapat hewan
Protozoa, yaitu Flagellata (hewan berbulu cambuk), yaitu : Trichonympha
campanula agar dapat mencerna kayu sendiri yang menghasilkan enzim
selulase yang dapat membantu rayap mencerna kayu. Secara periodik kulit rayap
akan mengelupas, pada saat mengelupas, usus bagian belakang yang ada
Flagellatanya ikut terkelupas. Untuk mendapatkan Flagellatanya
kembali maka rayap memakan kembali kulitnya yang mengelupas.
e. Bunglon (sejenis kadal yang hidup di pohon) dapat
merubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungan sekitarnya.
f. Mamalia laut ( Paus dan Lumba – lumba ) sering
muncul ke permukaan laut untuk menghirup oksigen sebab bernafas menggunakan
paru – paru.
C. SELEKSI ALAM
Di depan telah
diterangkan bahwa habitat suatu organisme dapat mengalami perubahan dan
perubahan tersebut mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya, dimana
organisme yang hidup di dalamnya harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan. Pada umumnya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru
itu memerlukan perjuangan, dan hanya makhluk hidup yang paling sesuai dengan
lingkungannya yang dapat bertahan hidup dan berkembangbiak untuk meneruskan
keturunannya.
Jadi di sini alam akan
menyeleksi terhadap semua makhluk hidup di dalamnya melalui berbagai faktor,
misalnya dengan keterbatasan unsur-unsur yang diperlukan dalam kehidupan,
antara lain: makanan, cahaya, air, tempat hidup dan sebagainya. Untuk
mendapatkan kebutuhan hidup tersebut umumnya individu-individu harus melalui
persaingan, dan hanya individu yang mempunyai sifat sesuai dengan lingkungannya
akan lolos dari seleksi dan selanjutnya dapat meneruskan keturunannya
(berkembangbiak), sedangkan individu yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya akan mengalami kesulitan dan mati atau harus berpindah
mencari tempat yang baru yang lebih sesuai.
Seleksi alam adalah
kemampuan alam untuk menyaring terhadap semua organisme yang hidup di dalamnya,
dimana hanya organisme yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang
akan selamat, sedangkan yang tidak mampu menyesuaikan diri akan mati atau
punah.
1. Punahnya Spesies Tertentu
Karena adanya seleksi
alam maka individu yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan mati
dan akhirnya punah. Berikut beberapa contoh organisme yang hampir punah atau
punah karena terseleksi oleh alam, yaitu:
a. Burung puyuh liar semakin punah
Hal ini disebabkan
lingkungan hidup burung puyuh di daerah bebatuan dan bidang tanah yang bergumpal-gumpal
semakin langka. Pada lingkungan seperti itulah burung puyuh liar akan lebih
sesuai, sehingga sulit ditangkap pemangsanya. Karena lingkungan yang demikian
sudah kian langka maka jumlah burung puyuh pun menjadi langka juga.
b. Punahnya Dinosaurus kurang lebih 65 juta
tahun yang lalu secara bersamaan
Menurut pendapat
para ahli, kepunahan Dinosaurus disebabkan karena jatuhnya meteorit raksasa ke
bumi, yang menghamburkan awan debu sehingga menghalangi masuknya sinar
matahari. Tanpa adanya sinar matahari maka tumbuhan akan mati, demikian pula
Dinosaurus pemakan tumbuhan yang kemudian diikuti Dinosaurus pemakan daging.
2. Terbentuknya Spesies Baru
Setiap spesies selalu
berusaha beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Adaptasi ini berlangsung
sedikit demi sedikit menuju ke arah yang semakin sesuai dengan lingkungan
hidupnya dan perubahan yang sedikit demi sedikit ini berlangsung dalam waktu
yang sangat lama dan diturunkan dari generasi ke generasi, sehingga tidak
mustahil kalau akhirnya dijumpai spesies yang menyimpang dari spesies nenek
moyangnya. Dengan demikian adanya seleksi alam dan adaptasi menyebabkan
terjadinya perubahan jenis makhluk hidup dari generasi ke generasi. Jika proses
tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, maka perubahan tersebut dapat
mengarah kepada terbentuknya spesies baru. Peristiwa ini disebut evolusi.
Evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup yang terjadi secara
perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga menimbulkan spesies
baru.
Tokoh evolusi yang sangat terkenal adalah Charles
Robert Darwin, Ia berpendapat bahwa:
1. Spesies yang hidup sekarang, berasal dari
species yang hidup dimasa silam.
2. Evolusi terjadi karena seleksi alam.
Pendapat ini didukung
pengamatannya macam-macam burung Finch yang hidup di kepulauan Galapagos.
Darwin menemukan kurang lebih 13 spesies burung Finch yang hubungan
kekerabatannya sangat dekat, perbedaan yang paling menyolok di antara
spesies-spesies itu adalah pada paruhnya, yang diadaptasi untuk jenis makanan
tertentu. Burung- burung ini mempunyai paruh yang bentuk dan ukurannya
berbeda-beda,tampaknya burung- burung ini ada hubungannya dengan burung di
Amerika Selatan. Menurut Darwin, bahwa nenek moyang burung Finch di kepulauan
Galapagos berasal dari Amerika Selatan. Oleh karena suatu hal burung-burung
Finch harus berpindah ke kepulauan Galapagos. Di kepulauan Galapagos burung
Finch tersebut berpencar dalam berbagai lingkungan yang berbeda- beda akibatnya
burung-burung tersebut harus menyesuaikan diri terhadap lingkungannya masing-
masing, adaptasi ini terjadi turun temurun dan akhirnya dihasilkan variasi
burung Finch yang banyak.
(a) Burung finch darat
besar (Geospiza magnirostris) memiliki paruh besar yang diadaptasikan untuk
memecah biji-bijian.
(b) Burung finch pohon yang berukuran kecil
(Camarhynus parvulus) menggunakan paruhnya untuk memakan serangga.
(c) Burung Finch pelatuk (Camarhynus pallidus)
menggunakan daun kaktus/ranting kecil sebagai alat untuk menyelidiki kehadiran
rayap dan serangga pelubang kayu lainnya.
D. PERKEMBANGBIAKAN
Organisme yang mampu
beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya akan tumbuh dan berkembangbiak. Jadi
sebelum organisme tersebut mati, ia akan berusaha menghasilkan keturunan
sehingga dapat melestarikan jenis organisme tersebut. Kemampuan berkembangbiak
setiap organisme tidaklah sama, ada organisme yang dapat berkembangbiak dengan
cepat ada pula yang lambat.
Macam-macam Cara Perkembangbiakan
Perkembangbiakan dibedakan menjadi dua yaitu
perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegatatif. Untuk mengetahui
perbedaan kedua perkembangbiakan perhatikan bagan di bawah ini.
1. Perkembangbiakan Generatif
Dari bagan di atas maka ciri perkembangbiakan
generatif adalah didahului oleh peristiwa, yaitu peleburan sel kelamin jantan
(sperma) dengan sel kelamin betina (sel telur). Sifat anak yang dihasilkan
bervariasi yaitu gabungan dari kedua induknya.
Beberapa macam cara perkembangbiakan generatif
antara lain:
a. Perkembangbiakan dengan biji pada tumbuhan
b. Perkembangbiakan dengan bertelur atau ovipar,
contohnya pada ayam.
c. Perkembangbiakan dengan beranak atau
vivipar
d. Perkembangbiakan dengan menghasilkan telur yang
sudah berkembang di dalam tubuh induknya (ovovivipar).
2. Perkembangbiakan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif mempunyai ciri sebagai
berikut.
a. Memerlukan satu induk.
b. Tidak perlu sel kelamin.
c. Tidak didahului fertilisasi.
d. Anak berasal dari bagian tubuh induknya.
e. Menghasilkan organisme yang sifatnya
sama dengan induknya.
Beberapa macam cara perkembangbiakan vegetatif
adalah:
a. Membelah diri
b. Membentuk tunas
c. Umbi batang, umbi lapis
d. Rhizoma, dan lain-lain
Pada beberapa organisme dapat berkembangbiak baik
secara generatif maupun vegetatif sekaligus,
misalnya: Paramaecium dan beberapa hewan Coelenterata
yaitu Hydra, ubur-ubur dan lain-lain.
Tingkat Reproduksi
Adalah kemampuan organisme untuk menghasilkan
keturunan. Tingkat reproduksi dikatakan tinggi bila organisme tersebut dapat
menghasilkan keturunan yang jumlahnya banyak dalam waktu singkat. Contoh: hewan
Protozoa, serangga, bakteri, dan lain-lain. Sedangkan organisme yang
tingkat reproduksinya rendah bila keturunan yang dihasilkan dalam jumlah
sedikit dan dalam waktu yang lama. Contohnya: badak, gajah, banteng, orang
utan, bungaRaflesia arnoldi, dan lain-lain.
Penyebab punahnya suatu organisme antara lain:
a. Tingkat reproduksinya yang rendah
b. Ulah manusia yang tidak bertanggung jawab,
misalnya membakar dan menebang hutan untuk lahan pertanian atau perumahan.
Banyak jenis tumbuhan dan hewan kehilangan habitatnya dan kini banyak yang
spesiesnya makin langka.
c. Perburuan liar, hampir semua tumbuhan
dan hewan menjadi langka karena perburuan untuk diambil bulu, kulit,
tanduk dan lain-lain.
Usaha-usaha pemerintah untuk melindungi hewan langka
dari kepunahan antara lain:
a. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa
untuk membantu pelestarian tumbuhan dan hewan langka di habitat alaminya.
b. Penangkaran hewan-hewan langka, para ahli
menangkap hewan dari alam bebas, merawatnya dan mengupayakan agar hewan-hewan
tersebut dapat berkembangbiak dalam kandang, kemudian anak-anak mereka dilepas
atau ditempatkan di habitat yang lebih cocok.
c. Membuat undang-undang yang mengatur
perburuan.
Contoh hewan yang langka di Indonesia, yaitu:
harimau Jawa (Pantera tigris sondaicus), macan kumbang (Pantera pardus), tapir
(Tapirus indicus), komodo ( Varanus
komodoensis), maleo (Macrocephalon maleo), banteng
(Bos sondaicus), mandril (Nasalis
larvatus), cendrawasih (Paradisea minor), kanguru pohon (Dendrolagus
ursinus), kakatua raja (Probociger
aterrimus), buaya muara ( Crocodylus porosus). dan ular sanca hijau
(Chondrophyton vindis).
Menurut ahli Biologi Inggris, yaitu Charles Robert
Darwin, ada 3 syarat agar suatu makhluk hidup dapat lolos dari seleksi alam,
yaitu :
a. Adanya variasi dan persaingan organism dalam satu
spesies (jenis).
b. Individu yang adaptif (dapat beradaptasi) akan
menghasilkan keturunan lebih banyak dibanding individu – individu yang tidak
adaptif.
c. Generasi selanjutnya bagi individu yang adaptif
secara bertahap mempunyai kemampuan adaptasi yang lebih baik
terhadap lingkungannya.
Contoh seleksi alam,
misalnya adanya kupu – kupu Biston bitularia di Inggris. Sebelum
revolusi industry jumlah kupu – kupu Biston bitularia yang warna
cerah lebih banyak dibanding yang warna gelap. Namun setelah revolusi industry,
justru kupu – kupu yang warna gelap lebih banyak dibanding yang warna cerah.
Hal ini terjadi sebab akibat revolusi industri warna pohon menjadi gelap
terkena jelaga sehingga kupu – kupu warna gelap kalau hinggap tidak terlihat
predator (pemangsa)nya sedang kupu –kupu yang warna cerah terlihat
jelas sehingga mudah dimangsa oleh predatornya.
3. Reproduksi (Berkembangbiak)
Reproduksi
(Berkembangbiak) adalah suatu cara makhluk hidup untuk melestarikan
jenisnya. Secara umum, reproduksi ini ada 2 macam, yaitureproduksi vegetatif
(aseksual) adalah perkembangbiakan yang tidak melibatkan gamet (sel
kelamin) dan hanya melibatkan 1 induk dan reproduksi generatif
(seksual) adalah perkembangbiakan yang melibatkan gamet (sel kelamin) dan
melibatkan 2 induk. Sementara itu, reproduksi vegetatif (aseksual) ada 2 macam,
yaitu reproduksi vegetatif alami adalah perkembangbiakan
yang tidak melibatkan gamet (sel kelamin) dan terjadi tanpa bantuan pihak lain
dan reproduksi vegetatif buatan adalah perkembangbiakan
yang tidak melibatkan gamet (sel kelamin) dan terjadi dengan bantuan pihak lain
(manusia).
a. Reproduksi Vegetatif Alami Pada Organisme
Tingkat Rendah :
1. Membelah diri (Pembelahan
sel), contoh : Bakteri dan Protozoa.
2. Membentuk Tunas /
Kuncup, contoh : Rag.i (Saccharomyces cerevisae) dan Hydra.
3. Membentuk
Spora , contoh : Fungi (jamur) dan Plasmodium(Protozoa berspora).
4. Fragmentasi
(memotong diri), contoh : Spirogyra (Alga hijau) dan Cacing Planaria.
b. Reproduksi Vegetatif Alami Pada Tumbuhan
Tingkat Tinggi :
1. Umbi lapis, contoh
: bawang merah, bawang putih, bawang Bombay.
2. Umbi batang, contoh
: Kentang dan Ketela rambat.
3. Umbi akar, contoh
: singkong dan dahlia.
4. Stolon (Geragih), contoh
: Pegagan, rumput teki, dan strawberry.
5. Rhizoma (rimpang / akar
tinggal), contoh : Jahe, kunyit, Sansiviera.
6. Tunas adventif ,
contoh : keres, cemara, bamboo, tebu, cocor bebek, begonia.
c. Reproduksi Vegetatif Buatan Pada
Tumbuhan Tingkat Tinggi :
1. Mencangkok, contoh
: mangga, jambu air, jambu biji, jeruk.
2. Stek, contoh
: kembang sepatu, bunga mawar, bunga melati.
3. Merunduk, contoh
: bunga mentega, bunga anyelir, bunga melati.
4. Okulasi (tunas), contoh
: rambutan, durian, mangga, jambu.
5. Mengenten (menyambung), contoh
: mangga, bougenville, rambutan.
6. Kultur jaringan, contoh
: anggrek, bawang putih, pisang Cavendis.
d. Reproduksi Generatif (Seksual)
Pada Tumbuhan : MenggunakanBunga.
e. Reproduksi Generatif (Seksual) Pada Hewan
Tingkat Rendah :
1. Isogami
(Homogami) : Chlamidomonas (hewan berbulu cambuk).
2. Anisogami
(Heterogami) : Plasmodium (hewan berspora)
3. Konjugasi : Paramaecium
(hewan berambut getar)
4. Partenogenesis : Lebah
madu.
f. Reproduksi Generatif (Seksual)
Pada Hewan Tingkat Tinggi :
1. Fertilisasi Eksternal, yaitu
pembuahan terjadi di luar tubuh, contohnya :Pisces (ikan) dan Amphibia (Katak).
2. Fertilisasi Internal, yaitu
pembuahan terjadi di dalam tubuh individu betina, dibagi menjadi 3 macam, yaitu
:
a. Ovovivipar
( bertelur – beranak ), contohnya : Kadal, ulat, penyu, buaya, komodo.
b. Ovipar
(bertelur), contohnya : ayam, itik, angsa, merpati, cendrawasih, kasuari.
c. Vivipar
(beranak), contohnya : kelinci, tikus, kambing, kuda, kera, sapi, manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar